Jumat, 03 Mei 2013

Naruto Shippuden Episode 311 (Subtitle Indonesia)


                                            Terima kasih buat : Naruchigo.com

        3GP ] [ MP4 ] [ AVI ]

Naruto Shippuden The Movie 6: Road To Ninja (Subtitle Indonesia)


     [ 3GP ] [ MP4 ] [ MKV ]

STRANGER chapter 4



Author: Irfan Namikaze .
 Disclaimer: Masashi Kishimoto . Pair: NaruHina . Rate: T .Genre: Family, Romance, Adventure . Warning: OOC,OC,Typo,No EYD,Tanda baca blawur,Gak Jelas,dll . 


Selamat membaca .

"Ada apa?" tanya Menma melihat Naruto yang menghampirinya. "Aku ingin berbicara sesuatu padamu" jawab Naruto. "Bicara
saja!" ucap Menma tanpa melihat ke arahnya. "Apa foto itu, foto kedua orang tuamu?" tanya Naruto melihat sebuah foto
yang di pegang Menma. "Ya" jawabnya singkat. "Mereka sangat mirip denganku dan Hinata!" ucap Naruto. "Ya.. entahlah"
ucap Menma masih melihat ke luar dari jendela. "Apa yang kau lihat di luar?" tanya Naruto mendekat ke Menma lalu menepuk
bahunya. "Tidak melihat apa-apa! aku hanya membayangkan kalau kedua orang tua ku masih hidup, menemaniku di rumah" ucap
Menma masih melihat ke luar jendela kamarnya. "Kau pasti merindukan mereka ya?" ucap Naruto melepaskan tangannya dari
bahu Menma. "Begitulah!" ucap Menma masih menatap keluar jendela. "Bukankah kami masih ada, menemanimu di rumah" ucap
Naruto. "Apa.. kalian bukan siapa siapa.. kalian hanya orang asing yang tiba-tiba datang ke dunia ini dan mencari
seorang buronan. dan satu lagi berhentilah meng khawatirkanku, kalian bukan orang tua k.." , "Kalau begitu! anggap kami
sebagai orang tuamu" timpal Naruto lalu tersenyum padanya. Menma yang mendengar itu sedikit terkejut lalu berbalik
melihat Naruto. "Kau gila! aku tidak bisa menganggap orang lain sebagai orang tuaku, apalagi kalian orang asing" ucap
Menma dengan ekspresi marah. "Kalau begitu! belajarlah menganggap kami sebagai orang tuamu" ucap Naruto berbalik
berjalan ke arah pintu bermaksud keluar dari kamar. "L-Lalu bagaimana aku harus belajar?" ucap Menma. "Pikirkan saja
sendiri" ucap Naruto mengacungkan salah satu tangannya tanpa melihat Menma lalu melewati pintu dan menutupnya. Menma
yang mendengar hal itu hanya terdiam, menunduk. *Skip Time* Keesokan harinya, Selesai mandi dan memakai pakaiannya,
Menma berjalan ke meja makan. Terlihat Hinata tengah keluar dari dapur, sedangkan Naruto asyik memakan semangkok ramen
yang ada didepannya. Menma yang melihat itu hanya bisa menunduk bersedih, teringat dengan kedua orang tuanya.
"Menma!" panggil Hinata membuatnya mendongakan kepala melihat ke arah Hinata. "Kau akan kuliah kan? sebaiknya sarapan
" ucap Hinata sambil tersenyum. Menma pun berjalan ke arah meja makan dan duduk di samping Naruto yang asik memakan
ramen. *Skip Time* Menma pun keluar dari rumahnya untuk berangkat kuliah. Sampai di Universitas Konoga, ia pun memasuki
ruang kelasnya *Skip Time* "KRIING" Bel tanda istirahat berbunyi, "Menma!" panggil seorang Dosen berambut hijau tua
yang akan keluar dari ruang kelas. "Ya Koziro-sensei" jawab Menma. "Ikut aku sekarang juga!" ucap Dosen itu yang namanya
telah disebutkan tadi, Koziro. Menma pun mengikuto Dosen itu pergi. Sampai di sebuah ruangan, mereka berdua masuk ke
ruangan itu. "Cklek" Dosen itu mengunci pintu. "A-Ada apa sensei?" ucap Menma sedikit takut. "Dimana mereka?" tegas
Dosen yang bernama Koziro itu. "Apa maksudmu?" tanya Menma terheran. "Pria pirang itu?" ucap Koziro. "A-Apa maksudmu
? aku tidak mengerti!" ucap Menma mulai ketakutan. "Jangan berbohong padaku. cepat katakan dimana mereka?" ucap Koziro.
"Aku ti.. " BUAGH.. sebuah pukulan menyela ucapannya. "Ugh" dengus Menma jatuh ke lantai karena terkena pukulan Koziro.
"Katakan! dimana mereka?" ucap Koziro dengan ekspresi gelisah. "Aku masih tidak .." DUAGH.. sebuah tendangan menyela
perkataan Menma lagi. FLASH BACK. "BUAGH" Seseorang memukul Koziro dengan keran, hingga membuatnya terpental menabrak
dinding dan pingsan. Seseorang yang memukul Koziro tadi menggendong seorang gadis lalu pergi dari rumah itu. "Ugh.."
Koziro mulai tersadar. "Sialan! Hokage itu.. dia mengikutiku sampai ke dunia ini" Pikir Koziro lalu berdiri. FLASH BACK
END. "Untung saja aku sudah memiliki kalung pembuka segel itu" Pikir Koziro teringat sebuah kalung yang berbandul sebuah
mutiara hitam berbentuk prisma yang di ambil dari seorang gadis yang telah ia culik. Koziro pun keluar dari ruangan itu
meninggalkan Menma yang kesakitan, serta mengunci pintu itu. "Brengsek!" umpat Menma berdiri lalu mencoba mendobrak
pintu tapi tidak bisa. "Sial! Guru brengsek.." umpat Menma. "Huh.. sebenarnya ada apa sih?" gumam Menma terduduk di
lantai. Malam harinya, Menma masih terduduk di ruangan itu. terdengar suara dari perutnya, "Aku lapar" gumam Menma.
Tiba-tiba Menma teringat Hinata yang sedang keluar dari dapur membawa semangkok ramen, meletakannya di meja lalu
tersenyum padanya. "JRUSH" Tiba-tiba seseorang datang dari depannya dengan berjongkok. Seketika, mata Menma membulat
. "Hai" sapa seseorang itu berdiri melihatnya. "B-Bagaimana .." , "Yah.. aku mengkhawatirkanmu. Jadi aku mencarimu tadi.
Rupanya kau ada disini" ucap seseorang itu yang tak lain ialah Naruto. "Kita pulang!" ucap Naruto membantu Menma berdiri
. "JRUSH" Tiba-tiba mereka menghilang dari ruangan itu. # Di rumah Menma, "Tok.. Tok.. Tok.." seseorang mengetuk pintu.
"Cklek" Hinata membukakan pintu, terlihat seorang pria tengah menggendong seorang pemuda di belakang. "Kami pulang!"
ucap Naruto sambil nyengir ke arah Hinata. "Selamat datang" balas Hinata dengan tersenyum. Sedangkan Menma hanya
memasang wajah depresi. Naruto pun masuk ke dalam dan mendudukan Menma ke sofa, "Wah.. keluarga yang romantis" ucap
seseorang dengan rambut biru panjangnya. "Siapa kau?" ucap Menma melihat gadis bersurai biru itu. "Dia adalah tuan putri
yang kami cari" ucap Hinata. "Tuan putri? kau seorang bangsawan?" ucap Menma terkejut. "Ya begitulah" ucap gadis itu.
"Apa dia boleh tinggal disini sementara ini?" tanya Naruto melihat Menma. "Terserah!" jawab Menma. Sebenarnya ia sedikit
senang, karena dia mempunyai teman selain Naruto dan Hinata yang selalu mengingatkan padanya kepada Orang tuanya yang
telah pergi. *Skip Time* Keesokan harinya, Menma kembali berangkat kuliah. "Dimana kalungk?" ucap gadis bersurai biru
panik. Hinata yang mendengar itu langsung keluar dari dapur menghampiri gadis itu, Sedangkan Naruto yang masih asik
memakan ramen berhenti dan menghampiri gadis itu. "Ada apa tuan putri?" tanya Hinata. "Kalungku?" jawab gadis itu.
"Eh! memangnya kau pernah memakai kalung?" ucap Naruto heran, "Bodoh! Kalung itu adalah kunci untuk membuka segel, jika
kalung itu sampai ke tangan orang jahat. Kota ini bisa hancur" ucap gadis itu. "Mungkinkah.." ucap Naruto teringat saat
ia menghajar Koziro dan membuatnya terpental menabrak dinding hingga pingsan. Saat itulah ia melihat sebuah kalung
berbandul prisma mutiara hitam di genggam oleh Koziro yang tergeletak pingsan karena pukulannya tadi. "Ada apa?" ucap
Hinata dan gadis itu menatap Naruto. "Kalung itu ada pada si rambut sayuran!" ucap Naruto.

 TO BE CONTINUED

Tunggu chapter selanjutnya minggu depan, karena admin belum buat chapter lanjutannya

Irfan Namikaze
[: <3<3<3 :]

STRANGER chapter 3




 Author: Irfan Namikaze .
 Disclaimer: Kishimoto Masashi . Pair: NaruHina . Rate: T .Warning: OOC,OC,Typo,Gaje,No EYD,Tanda baca blawur,abal,dll . 


Selamat membaca .

Keesokan paginya. Menma mulai terbangun,
ia pun segera menuju ke kamar mandi. Selesainya, ia memakai pakaiannya dan bergegas keluar rumah, akan tetapi saat ia
hampir membuka pintu depan rumahnya ia terhenti karena seseorang memanggilnya dari arah dapur. Menma pun segera
memalingkan pandangannya ke arah orang yang memanggilnya tadi. "Kau mau pergi kemana?" tanya seseorang dengan rambut
panjangnya, tak lain ialah Hinata. "Aku mau pergi kuliah!" jawab Menma dengan nada datar. "Apa itu semacam sekolah?"
tanya Hinata. "Begitulah!" jawab Menma. "Apa kau tidak sarapan?" tanya Hinata. "Sarapan? aku tidak sempat untuk membuat
dan memakan makanan di pagi hari!" jawab Menma membuka pintu, bermaksud berangkat kuliah. "Kalau begitu! tunggu
sebentar" ucap Hinata memasuki dapur setelah dari tadi berdiri di depan pintu dapur. Menma pun menutup pintu kembali
dan duduk di sofa. Terlihat Hinata keluar dari dapur sambil membawa mangkok yang kelihatannya berisi makanan. "Makanlah
ramen ini!" ucap Hinata meletakan semangkok ramen di meja, tepat meja didepan Menma duduk di sofa. "Ramen? Kelihatannya
enak" ucap Menma mengambil sendok lalu meminum kuah ramen itu dengan sendok yang ia ambil. "Wah.. ini enak!" ucap Menma
melahab ramen yang diesdiakan Hinata untuknya tadi. Hinata yang melihat itu hanya bisa tertawa kecil. "Seperti
Naruto-kun" Pikir Hinata. Menma pun menghabiskan makanan itu, "Terima kasih atas makananya. Oh iya.. bagaimana kau bisa
memasak disini? bukankah kau baru semalam tinggal disini?" ucap Menma heran. "Entah! Kebetulan atau tidak! rumah ini
sama dengan rumah kami berasal" ucap Hinata duduk di samping Menma. "Benarkah? aneh sekali" ucap Menma. "Yah aku juga
tidak tahu" ucap Hinata. "Kalau begitu! aku pergi kuliah dulu" ucap Menma berdiri, berjalan ke pintu depan dan melihat
Hinata sambil tersenyum, kemudian keluar rumahnya, berangkat kuliah. Hinata pun berdiri karena seseorang keluar dari
sebuah kamar. "Apa dia sudah berangkat?" tanya orang itu menghampiri Hinata. "Ya! hati-hati Naruto-kun" ucap Hinata
tersenyum padanya. "Tenang saja! aku pasti akan baik-baik saja" ucap seseorang yang bernama Naruto itu. Naruto pun
keluar dari rumah dan mengikuti Menma dari belakang tanpa ketahuan darinya. *Skip Time* Sampai di Universitas Konoha,
Menma bergegas ke ruang kelasnya. Terlihat Naruto memperhatikan dari jauh. "KRIIIING" Terdengar suara bel telah berbunyi
. Semua orang yang kuliah disana memasuki ruang kelasnya masing-masing. "Ohayou minna?" sapa seseorang dengan rambut
hijaunya di sebuah ruang kelas. "Ohayou Koziro-sensei!" jawab semua orang yang ada di ruangan itu. "Tidak salah lagi!
dia orangnya. Tunggu! mungkin aku akan memastikannya nanti" Pikir Naruto berdiri di batang pohon, melihat ke jendela
dari tempat jauh. *Skip Time* "KRIIIING" bel berbunyi lagi, karena hari yang sudah menampakan siang hari. Semua orang
yang kuliah di sana keluar dari ruang kelasnya lalu pergi dari Universitas itu, bermaksud untuk pulang. Terlihat Naruto
berdiri di atap gedung Universitas memperhatikan seorang pria berambut hijau tua yang memegangi buku sambil berjalan.
Orang dengan rambut hijau itu memasuki sebuah ruangan dan kembali keluar membawa sebuah koper, kemudian ia berjalan
melewati gerbang, bermaksud kembali ke rumahnya. Sampai di depan pintu rumahnya, "Cklek" orang dengan rambut hijau tua
membuka pintu lalu memasuki rumah. Naruto yang memperhatikan dari atas gedung pencakar langit yang berada di dekat rumah
itu tidak diam saja, Ia turun ke bawah, tepat di halaman depan rumah itu. "Jadi ini rumahnya? ada banyak penghalang
di rumah itu" Pikir Naruto melihat banyak kertas mantra di sekitar rumah itu, tapi tersembunyi. Tiba-tiba terdengar
suara teriakan seorang perempuan dari rumah itu. Naruto yang mendengarnya itu langsung terkejut dan berlari ke arah
Kamis
pintu depan rumah itu tanpa memperdulikan bahwa disana terdapat penghalang. "BLUAR" Naruto mendobrak pintu itu dam masuk
ke dalam. Terlihat seorang gadis berambut biru muda tergeletak di lantai dengan keadaan pingsan. "Tuan Putri" Ucap
Naruto mendekati orang itu. Tiba-tiba seseorang muncul di belakangnya dan mengarahkan sebuah kunai ke Naruto. "Poff"
kunai itu berhasil mengenai Naruto, akan tetapi saat kunai itu sudah mengenainya, ia berubah menjadi asap. "Bunshin?"
ucap orang itu melihat sekeliling dalam rumah. "DUAH" Sebuah pukulan mengenai dan membuatnya terpental menabrak dinding
hingga pingsan. Naruto pun menggendong gadis berambut biru muda itu setelah memukul keras orang dengan rambut hijau tua
nya yang tak lain ialah Koziro. "Tap.. Tap.. Tap.." Naruto berlari keluar sambil menggendong gadis itu lalu melompati
gedung-gedung. *** "Cklek" Menma membuka pintu depan rumahnya, terlihat seorang perempuan berambut indigo tengah
keluar dari dapur membawa mangkok yang berisi makanan dan meletakan di sebuah meja makan kemudian tersenyum ke arah
Menma. "Selamat datang" ucap perempuan itu, ialah Hinata. Menma sedikit terkejut melihat hal itu. "Cklek" ia menutup
pintu dan berjalan ke arah meja makan dan melihat ke arah meja yang terdapat mangkok mangkok yang berisi makanan. "Kalau
kau lapar, makanlah" ucap Hinata sambil tersenyum. "Maaf! aku tidak lapar" ucap Menma memalingkan wajahnya sambil
menyilangkan kedua tangannya. Tiba-tiba terdengar suara dari arah perutnya, Hinata yang mendengar itu hanya bisa tertawa
kecil. Sedangkan Menma, pipinya memerah, malu. "Mulutmu bisa saja berbohong, tapi perutmu tidak bisa" ucap Hinata sambil
mencolek perut Menma. Menma pun duduk di kursi, "Selamat makan!" ucapnya lalu memakan semangkok ramen di depannya.
"Apa aku boleh bertanya padamu?" ucap Hinata duduk di kursi, meja depan Menma. "Boleh!" ucap Menma kembali memakan ramen
itu. "Kau terlihat terkejut saat kau melihatku tadi, memangnya ada apa?" ucap Hinata melihat ke arah Menma yang asik
memakan ramennya yang tiba-tiba berhenti karena Hinata menanyainya seperti tadi. "Itu karena aku tadi berpikiran kau
adalah Kaa-chan! saat aku ingat kembali, ternyata bukan" ucap Menma lalu kembali memakan ramen itu. "Wajah kami mirip
dengan kedua orang tuamu! apa itu juga membuatmu mengingat kembali kedua orang tuamu?" ucap Hinata. "Ya begitulah" ucap
Menma meminum kuah ramen itu lalu berdiri berjalan ke arah kamarnya. "Cklek" ia membuka pintu kamarnya, "Kalau begitu!
anggap kami sebagai orang tuamu dan panggil kami sama seperti kau memanggil kedua orang tuamu" ucap Hinata sambil
tersenyum ke arahnya. Menma yang mendengar itu sedikit terkejut dan berhenti akan masuk ke kamarnya. "Kalian bukan
orang tuaku! buat apa aku harus memanggil kalian dengan Kaa-chan, Tou-chan" ucap Menma sambil menunduk. "Baiklah! kalau
kau tidak mau tidak apa-apa. Jika kau memanggil kami dengan sebutan itu, kami malah senang" ucap Hinata masih tersenyum.
Menma hanya diam mendengar itu sambil menunduk, ia pun memasuki kamarnya dan menutup pintu kamar. "Tok.. Tok.. Tok.."
terdengar seseorang mengetuk pintu dari arah pintu depan. "Cklek" Hinata membukakan pintu itu, Terlihat seorang pria
berambut pirang menggendong seorang gadis berambut biru muda. "Hinata-chan! sebaiknya kita cepat tolong dia" ucap Naruto
. "Apa dia tuan putri?" tanya Hinata dengan ekspresi terkejut. "Iya! cepat kau tolong dia" ucap Naruto membawa gadis itu
ke dalam lalu membaringkan ke sofa. Hinata menggunakan ninjutsu medis nya untuk menolong gadis itu. "Dimana dia?" tanya
Naruto melihat sekeliling. "Ada di kamarnya!" jawab Hinata. Naruto pun berjalan ke arah pintu kamar Menma. "Tok.. Tok..
Tok.." Naruto mengetuk pintu kamar Menma. "Masuk" ucap Menma dari dalam kamar. "Cklek" Naruto membuka pintu lalu masuk
ke dalam kamar itu menghampiri Menma yang sedang melihat ke luar dari jendela. "Hai" sapa Naruto.

 TO BE CONTINUED

STRANGER chapter 2



Author: Irfan Namikaze .
 Disclaimer: Masashi Kishimoto .
 Pair: NaruHina .
Rate: T .
Genre: Romance, Adventure, Humor .
 Warning: OOC,OC,Typo,No EYD,Tanda baca blawur,Gaje,dll . 


Selamat Membaca .

### Pagi yang cerah menyelimuti sebuah kota yang tak terlalu besar dan tak terlalu kecil. Orang-orang beraktifitas
kembali. Mobil-mobil dan motor berlalu lalang di jalan raya. Langit mulai terlihat, menampakan awan-awan yang menutupi
silaunya sinar matahari, walaupun saat ini masih pagi. Di sebuah Universitas yang di gerbangnya terdapat tulisan
-Universitas Konohagakure-. "KRIIIING" Semacam bel berbunyi dengan kerasnya, sehingga membuat semua orang yang kuliah
disitu memasuki ruang kelasnya. Disebuah kelas, "Ohayou minna-san?" sapa seseorang dengan rambut hijau tua, yang tak
lain adalah Dosen di Universitas itu. "Ohayou Koziro-sensei!" jawab mereka serempak. "Keluarkan buku catatan kalian!
hari ini kita hanya akan mencatat" ucap Dosen yang bernama Koziro itu. *Skip Time* "KRIIING" Bel kembali berbunyi.
Semua orang yang berkuliah di Universitas itu keluar dari kelasnya, bermaksud pulang kerumah masing-msing. Terlihat
seorang pemuda tengah melewati gerbang Universitas itu. "Menma!" panggil seorang gadis berambut merah darah dari
belakang. "Sara!" ucap pemuda berambut pirang yang namanya Menma tadi. "Ayo naik ke mobil! kita pulang bersama" Ajak
gadis yang bernama Sara itu. "Tidak! terima kasih. aku bisa pulang sendiri kok, lagipula rumahku juga dekat" ucap Menma
sambil tersenyum ke arahnya. "Baiklah!... kalau begitu sampai jumpa lagi" ucap Sara naik ke mobil yang ada di dekatnya.
*Skip Time* Menma sudah berada di teras depan rumahnya. Terlihat di halaman depan rumah tetangga, seorang anak kecil
sedang asyik bermain dengan kedua orang tuanya. Menma yang melihat itu hanya menghela nafas. Ia pun membuka pintu depan
rumahnya, "Tadaima" Ucap Menma dalam hati. Saat Menma melihat ke dalam rumahnya, ia sekali lagi hanya menghela nafas
karena di dalam rumahnya hanya terlihat benda-benda yang ia sering melihatnya jika berada dirumah dan disana tidak ada
seorangpun kecuali Menma yang tinggal disana. Ia pun berjalan menuju kamarnya. "Cklek" Ia membuka pintu kamarnya lalu
berjalan, menjatuhkan dirinya ke futon. Terlihat sebuah foto berdiri di meja dekat futon. Menma yang melihat itu
langsung mengambil foto itu dan menatapnya. Di foto itu terdapat 3 orang, Di kanan, terlihat seorang pria dengan rambut
pirang dan tiga goresan dipipi. Di kiri, terlihat seorang perempuan berambut indigo yang panjangnya mencapai pinggang.
Dan si tengah, terlihat seorang anak kecil kira-kira berumur 10 tahun dengan ekspresi tidak senang saat terfoto. Menma
yang melihat foto semasa kecilnya bersama orang tuanya hanya tersenyum. *Skip Time* Malam harinya, Merasa bosan di
rumah, Menma memutuskan untuk pergi ke taman kota, sekedar berbaring dan melihat ke langit. Sampai di taman kota, Menma
mengambil tempat yang berumput dekat pohon. Ia pun menggelar sebuah tikar, untuk melapisi tubuhnya dari rerumputan.
Ia pun berbaring di atas tikar sambil melihat ke langit. Terlihat di langit ada sedikit bintang, walau bintang yang
dilihatnya tidak sebanyak waktu ia melihat bintang di desa, tempat pamannya tinggal, setidaknya dapat menghibur dirinya.
Terlihat sebuah cahaya putih di langit, cahaya itu dengan cepat turun ke bawah, tepat di dekat Menma sedang berbaring.
Menma yang melihat itu langsung naik ke atas pohon, bermaksud bersembunyi. Cahaya itu berkumpul dan menciptakan angin
topan kecil walaupun besarnya hampir menyamai rumah kecil. "SRING" Dengan sekejap cahaya itu menghilang dan menampakan
satu perempuan berambut indigo yang sedang dipeluk oleh seorang pria berambut pirang, terlihat mereka berdua memakai
pakaian aneh. "Syukurlah! kita sampai dengan selamat, Hinata-chan" ucap pria pirang itu melepas pelukannya. "Iya" ucap
perempuan itu dengan wajahnya yang sudah merah. "S-Siapa mereka? pakaian mereka juga aneh!" Pikir Menma masih
bersembunyi di atas pohon. "Siapa disana?" ucap pria pirang itu melihat ke arah Menma yang sedang bersembunyi. Menma
yang mendengar itu langsung turun ke tanah dan berlari menjauh dari mereka berdua. Sampai di halaman depan rumahnya,
Menma berhenti sambil membungkuk merasa kelelahan. "SET" Tiba-tiba dua orang tadi datang dari atas dan mendarat didepan
Menma. "Huaaa... " Teriak Menma ketakutan lalu terjatuh, terduduk ke bawah. "Tolong.. " Teriak Menma mengadahkan tangan
nya ke depan mata, supaya tidak melihat dua orang yang tiba-tiba datang tadi. "Hey.. hey tenanglah! kami tidak akan
menyakitimu" ucap pria pirang itu ikut panik. "Pergi! .. Tooloong.." Teriak Menma masih panik. "Jangan takut! ... kami
tidak akan menyakitimu, Kami hanya ingin bertanya padamu" ucap perempuan berambut indigo itu menepuk bahu Menma.
Menma yang mendengar suara yang pernah ia dengar tadi langsung terkejut, "S-Suara itu?" Batin Menma melepas tangannya
dari depannya lalu membuka matanya perlahan-lahan. Saat Menma melihat dua orang tadi dengan jelas, kedua mata nya
terbelalak tak percaya. "Hey.. apa kau baik-baik saja?" tanya pria pirang itu mengibas-ibas kan salah satu tangannya
di depan wajah Menma. "Kaa-chan, Tou-chan? ... B-Bukan! orang tua ku sudah meninggal 8 tahun yang lalu. T-Tapi siapa
mereka berdua? pakaian mereka juga sangat aneh. Wajah mereka juga mirip dengan kedua orang tuaku" Pikir Menma.
"Hey.. apa kau bisa mendengarku?" ucap pria pirang itu mulai kesal, "S-Sudahlah Naruto-kun! kalau bertanya seperti itu
kita menakutinya" ucap perempuan berambut indigo itu. "S-Siapa nama kalian berdua?" tanya Menma masih sedikit takut.
"Hm.. Namaku Naruto! Uzumaki Naruto dan di sampingku, dia Hyuga Hinata" Ucap pria pirang yang bernama Naruto itu.
"Naruto, Hinata? Bahkan nama mereka sama persis dengan kedua orang tuaku" Pikir Menma. "Darimana kalian datang?" tanya
Menma sambil berdiri. "Dari Konoha! ... Oh iya apa kau melihat seorang pria berambut hijau tua, dan suaranya sedikit
serak. kalau tidak salah namanya Kizu.. Kozo.. ah.. Koziro! ha.. namanya Koziro" Ucap Naruto. "Koziro?" ucap Menma heran
, "Ya! Apa kau tahu dia?" tanya Naruto lantang, "Aku tahu dia! dia seorang Dosen di Universitas Konohagakure" jawab
Menma. "BRUK" Tiba-tiba seseorang terjatuh pingsan, tepat terjatuh di samping Naruto berdiri. "H-Hinata-chan!" ucap
Naruto lalu menggendong Hinata yang pingsan. "Dia kelelahan" ucap Naruto sambil melihat Hinata yang ia gendong. "Ayo
cepat! bawa ke rumahku" Ucap Menma berlari ke pintu depan rumahnya dan membukanya. Naruto tidak punya pilihan lain, ia
pun masuk ke dalam rumah itu dan membaringkan Hinata ke sebuah futon yang ditunjuk Menma padanya. "Aku akan mengambil
air putih" ucap Menma keluar dari ruangan dimana Hinata terbaring, Sedangkan Naruto menunggu di samping Hinata.

2 menit kemudian, Menma kembali dengan membawa segelas air putih dan meletakan di sebuah meja yang dekat futon, tepat
dimana foto itu berdiri. "Engh.." erang Hinata mulai tersadar. Naruto pun mengambil segelas air putih itu dan meminumkan
nya ke Hinata. "Terima kasih!" ucap Hinata terduduk masih di futon. "Syukurlah kau tidak apa-apa" ucap Naruto. "Jadi
?" ucap Menma tiba-tiba membuat Naruto dan Hinata melihat ke arahnya. "Oh iya! apa kau kenal dengan orang yang bernama
Koziro?" tanya Naruto. "Dia adalah seorang Dosen di Universitas Konohagakure!" jawab Menma. "Dosen? apa itu?" tanya
Naruto heran. "Semacam guru!" jawab Menma. "Lalu sekarang dimana dia?" tanya Naruto lantang. "Entahlah! mungkin ada di
rumahnya!" jawab Menma. "Apa kau tahu rumahnya dimana?" tanya Naruto lagi. "Entahlah! Dia baru bekerja menjadi Dosen
di Universitas baru seminggu yang lalu. mana mungkin aku tahu rumahnya!" ucap Menma. "Kalau begitu! ayo kita mencarinya
sekarang juga" ucap Hinata berusaha berdiri tapi tidak bisa, karena tubuhnya yang masih kelelahan. "Jangan memaksakan
diri Hinata-chan!" ucap Naruto. "Aku akan minum sebentar" ucap Menma keluar ruangan meninggalkan mereka berdua.
"Foto?" ucap Hinata mengambil sebuah foto yang berdiri di meja dekat futon yang ia duduki. Hinata pun melihat foto itu,
Seketika matanya terbelalak saat melihat foto itu. Naruto yang menyadari ekspresi Hinata lalu ikut melihat foto itu.
"Hey.. bukankah itu kita! lalu siapa anak kecil itu?" ucap Naruto. "Cklek" Menma memasuki ruangan itu. "Hey.. apa yang
kalian lihat?" ucap Menma langsung merebut foto itu dari Hinata. "Apa mereka orang tuamu?" tanya Hinata serius. "Bukan
urusanmu!" jawab Menma. "Kalau di dalam foto itu yaitu orang tuamu. Lalu dimana mereka berdua" tanya Naruto. "Huftt...
baiklah! Dua orang yang wajahnya seperti kalian itu memang orang tuaku. Mereka telah lama meninggal karena suatu
kecelakaan. Aku tinggal disini sendiri" ucap Menma dengan nada datar. "Katamu kau mengenal Koziro kan? kalau begitu! Apa
boleh kita sementara tinggal disini bersamamu?" ucap Hinata membuat Naruto terkejut. "Hey.. Hinata-chan! bukankah kita
harus mencari orang itu? kita tidak ada waktu untuk beristirahat lama-lama" bisik Naruto. "Lihat saja nanti!" ucap
Hinata sambil tersenyum ke arah Naruto, "Jadi bagaimana, Menma?" lanjut Hinata melihat ke arah Menma. "Benarkah! kalian
ingin tinggal bersamaku. Tapi ngomong-ngomong darimana kau tahu namaku?" ucap Menma. "Di balik foto tadi tertulis
namamu! jadi bagaimana, apa kami boleh sementara tinggal disini?" ucap Hinata sambil tersenyum ke arah Menma. "Tentu
saja boleh! tapi gantilah pakaian aneh kalian dengan pakaian yang ada di lemari itu" ucap Menma menunjuk lemari
yang didekat pintu. "Bukan masalah!" ucap Hinata. "Tapi Hinata-chan..." , "Sudahlah Naruto-kun! jangan banyak protes"
timpal Hinata sedikit kesal. Naruto yang mendengar itu sedikit terkejut, karena dari dulu Hinata tidak pernah
berkata semacam tadi baik kepadanya maupun orang lain. Hinata selalu bersikap baik, lemah, lembut. Akan tetapi baru kali
Naruto melihat Hinata berkata sedikit kasar.

TO BE CONTINUED

STRANGER chapter 1


Author: Irfan Namikaze .
 Disclaimer: Masashi Kishimoto .
Pair: NaruHina .
 Rate: T .
Genre: Adventure, Action, Romance .
Warning: OOC,OC,Typo,No EYD,Gaje,Abal,Tanda baca blawur,dll . 


Selamat Membaca .

"RASENGAN" Seorang pria menabrakan sebuah bola spiral ditangannya ke orang yang ia incar. "BLUAR" Orang yang terkena
rasengan menabrak tebing tinggi dan membuat tebing itu hancur menimpanya. "Yeah" ucap seorang pria berambut pirang yang
menabrakan jutsunya tadi ke orang yang saat ini telah tertimpa reruntuhan tebing. "Kita berhasil, Naruto-kun" ucap
seseorang berambut indigo yang panjang rambutnya mencapai pinggangnya. "Ayo kita segera menyusul tuan putri!" ajak pria
pirang yang bernama Naruto itu lalu melompati pepohonan. "Iya" jawab perempuan itu menyusulnya. 2 menit setelah mereka
melompati pepohonan, Terlihat sebuah bola api menuju ke arah mereka. "Naruto-kun ada .." , "Aku tahu!" timpal Naruto
menghindar dan diikuti perempuan yang disampingnya tadi. "SET" Mereka berdua berhasil menghindar dan turun ke tanah.
"Rupanya kau masih hidup, walaupun sudah terkena Rasengan ku!" ucap Naruto melihat ke arah orang yang menyerang dengan
jutsunya tadi. "Kau pikir aku akan semudah itu mati!" ucap orang itu dari batang pohon. "Sebenarnya siapa kau? kenapa
kau tiba-tiba menyerang kami?" tanya Naruto lantang. "Baiklah! aku akan menjawab pertanyaanmu! namaku Koziro. Sebenarnya
tujuanku bukanlah kalian, tapi membunuh tuan putri" ucap orang itu. "Kenapa kau menginginkan tuan putri mati?" tanya
Naruto. "Sebenarnya dibawah hutan ini terdapat semacam monster yang kekuatannya menyamai Biju. Karena kekutannya yang
sangat besar! seseorang menyegelnya. Apa kau tahu siapa yang dapat menghentikan monster itu? Yang dapat melakukan itu
hanyalah keturunan dari tuan putri yang saat ini kau kawal. Apa penjelasanku sudah bisa membuatmu mengerti? Hokage-sama"
ucap orang itu. "Dengan kata lain! jika tuan putri mati! tidak ada yang bisa menghentikan monster itu saat segel nya
terlepas" ucap perempuan yang berada disamping Naruto. "Sebaiknya aku saja yang menghadapinya. Hinata-chan? kau jaga
saja tuan putri" ucap Naruto melihat ke arah orang yang bernama Koziro itu. "Kalau begitu! Hati-hati Naruto-kun" ucap
perempuan yang bernama Hinata itu. "Tentu! kau juga" ucap Naruto. "Tidak salah lagi! gadis itu memiliki kekkei genkai"
Pikir Koziro melihat Hinata yang menjauh. "Apa dia istrimu? seleramu bagus juga Hokage-sama" ucap Koziro sambil
tersenyum sinis. Naruto hanya diam mendengar perkataan itu lalu memasang segel, "TAJU KAGE BUNSHIN NO JUTSU" Naruto
membuat banyak bunshin lalu menyerang Koziro bersamaan. "SYUT" Koziro melempar sebuah shuriken kecil, "SHURIKEN KAGE
BUNSHIN NO JUTSU" Shuriken itu bertambah banyak. "Poff.. poff.. poff" satu persatu bunshin Naruto menghilang karena
terkena shuriken. "KATON: GUKAKYU NO JUTSU" Koziro menyerang Naruto dengan jutsu bola api nya. Naruto yang melihat
sebuah bola api menuju ke arahnya langsung menghindar dan membuat bola api itu menabrak tanah serta membuat asap-asap
bermunculan menutupi pandangan. "Sial! dimana dia?" ucap Naruto melihat sekeliling yang asapnya sudah menghilang dan
Koziro tidak ada disekelilingnya. "Rupanya jutsu tadi hanya pengalih perhatian untuk melarikan diri, Sial! aku lupa
kalau yang diincarnya adalah tuan putri" ucap Naruto menepuk dahinya. "Bertahanlah Hinata-chan?" Batin Naruto melompati
pepohonan. Di Suatu tempat dimana Hinata berada, "Ada yang datang!" ucap Hinata memperingati semua pengawal yang
sedang duduk santai-santai mengelilingi tenda yang didalamnya ada seorang gadis yang harus mereka jaga. Dengan sigap
semua pengawal itu berdiri dan bersiap. "KATON: GUKAKYU NO JUTSU" sebuah bola api mengarah ke Hinata. Hinata yang telah
menyadari langsung menggunakan kaiten versinya *menggunakan kedua tangan* untuk melindungi dirinya dan seorang putri
yang tengah tertidur di balik tenda di belakangnya. Terlihat seorang pria telah muncul dari batang pohon tidak jauh dari
Hinata berdiri. "Menyerahlah!" ucap orang itu yang tak lain ialah Koziro. "Aku tidak akan menyerah" ucap Hinata lantang.
"Keras kepala! baiklah kalau kau memaksa, Nona Hokage" ucap Koziro memasang segel, "KATON: HOSENKA TSUMABENI" terlihat
banyak bola api kecil muncul dari mulut Koziro dan mengarah ke Hinata. "HAKKE KUSHOU" Hinata menggunakan pukulan
udaranya untuk menghilangkan bola api itu, Akan tetapi bola itu tidak menghilang melainkan menjadi shuriken. Hinata yang
merasa dalam bahaya langsung menggunakan kaiten versinya untuk berlindung dan melindungi. "Hebat juga kau!" puji Koziro
tersenyum sinis ke Hinata. Hinata pun berlari ke arah Koziro bermaksud menyerang. "JYUKEN" Hinata menggunakan jyuken
untuk memukul Koziro. "Poff" saat Hinata berhasil memukulnya tiba-tiba Koziro berubah menjadi asap. "Cuma bunshin" Pikir
Hinata melihat sekeliling dengan byakugannya. "Tuan putri" Ucap Hinata menyadari bahwa yang diincar Koziro adalah
seseorang yang berada di dalam tenda itu. Terlihat di udara, Koziro membuat segel, "KATON: GOKA..." , "WAKUSEI RASENGAN"
Naruto datang dari udara, tepat di belakang Koziro yang terkejut karena menyadari bahwa Naruto telah di belakangnya.
Naruto berhasil menabrakan rasengan planetnya ke tubuh Koziro. "Poff" lagi-lagi Koziro yang itu adalah bunshin.
"Sial!" umpat Naruto masih dengan mode bijuu nya. "Naruto-kun! di belakang" Teriak Hinata berusaha memperingati Naruto
. "BUAGH" Koziro yang ada di belakang berhasil memukul Naruto dan membuat Naruto menghantam tanah dengan keras. Hinata
pun berlari ke arah koziro lalu melompat, bermaksud menyerangnya. "BUAGH" dengan cepat Koziro memukul Hinata dan membuatnya terjatuh menghantam tanah. Koziro pun turun ke tanah, tepat di dekat Hinata yang kesakitan karena kejadian tadi.
"GREP" Tiba-tiba sebuah tangan ckara besar berwarna orange menggenggam Koziro dengan eratnya. "Ugh.." Dengus Koziro
kesakitan karena tubuhnya telah di genggam erat oleh tangan cakra besar. "Kau pikir aku akan kalah" ucap Naruto muncul
dari belakang Koziro. "Hinata-chan? kau tidak apa-apa?" tanya Naruto membantu Hinata berdiri, "Iya!" jawab Hinata
tersenyum ke arah Naruto. "Poff" Koziro yang Naruto genggam dengan tangan cakra berubah menjadi batang kayu. "Jutsu
perubahan wujud?" Pikir Naruto melihat sekeliling. "Naruto-kun! tuan putri" ucap Hinata melihat Koziro yang berhasil
mengalahkan semua pengawal dan menggendong seorang gadis berambut biru muda dengan pakaian khas bangsawan.
"Brengsek kau!" ucap Naruto melihat Koziro. "Ahahaha... kalian terlambat! aku akan membawa tuan putri ke suatu tempat.
Dan kalian tidak akan menemukan aku di masa ini" ucap Koziro membuat segel. Muncullah cahaya dari tanah menyelimuti
Koziro yang menggendong tuan putri, terlihat cahaya itu semakin membesar, membuat Koziro beserta tuan putri tidak
terlihat. "SRING" Dengan sekejap cahaya itu menghilang. "!!??" Naruto dan Hinata yang melihat itu terkejut. "Cahaya apa
tadi?" ucap Hinata dengan ekspresi tak percaya. "Sepertinya aku pernah melihat cahaya itu saat misi di Reruntuhan
Rouran dulu" Pikir Naruto mencoba mengingat kembali kejadian saat ia menjalankan misi bersama Yamato, Sakura, Sai di
Reruntuhan Rouran. FLASH BACK. "Buku apa ini?" tanya Naruto memperlihatkan sebuah buku ke Shikamaru yang ada di depan
mejanya. "Itu buku dari perpustakaan Konoha. Baca saja! mungkin itu akan berguna untukmu besok" ucap Shikamaru dengan
nada malas. "Uzumaki Clan?" ucap Naruto membaca judul buku itu. Setelah satu persatu ia baca,tibalah di halaman terakhir
yang di awal bacaan terdapat tulisan "JUTSU RUANG DAN WAKTU". Merasa penasaran, Naruto membaca halaman itu dengan serius
nya. FLASH BACK END. "Mungkin aku akan mencobanya saat ini" Pikir Naruto sambil melihat Hinata yang sedang mengobati
satu persatu pengawal tadi. "Akhirnya selesai" ucap Hinata mengusap keringat yang ada di dahinya dengan tangannya.
"Ah.. sebaiknya nanti! Hinata butuh sitirahat" Pikir Naruto sambil tersenyum melihat Hinata yang selesai mengobati satu
persatu pengawal itu lalu menghampirinya. Naruto pun menon-aktifkan mode bijuu nya. "Kita istirahat dulu" ucap Naruto
duduk di dekat pohon. "Tapi! Kita harus segera menyelamatkan.." , "Sudahlah Hinata-chan! Jangan memaksakan diri!
sebaiknya kita istirahat dulu. duduklah disampingku" ucap Naruto menepuk tanah di samping nya. "B-Baiklah!" ucap Hinata
pasrah. Hinata pun duduk disamping Naruto. 1 jam kemudian, "Yoshaa..! Kita berangkat sekarang Hinata-chan" ucap Naruto
dengan semangat lalu berdiri. Hinata yang mendengar itu ikut berdiri. "Bersiaplah Hinata-chan! kita menuju ke tempat
si pria rambut hijau itu" ucap Naruto membuat segel. Hinata yang mendengar perkataan Naruto sedikit heran. Tiba-tiba
muncul cahaya putih mengelilingi mereka berdua. "A-Ada apa ini?" tanya Hinata panik. "Sekarang" Pikir Naruto langsung
memeluk Hinata. Hinata yang menyadari Naruto tiba-tiba memeluknya langsung terkejut. "Tenanglah" bisik Naruto ke telinga
Hinata, Hinata hanya mengangguk. "SRING" Cahaya itu dengan cepat melaju ke atas langit. ..

 TO BE CONTINUED...